Senin, 27 Juli 2015

merk mobil 2500 cc


  • Mitsubishi Pajero Cc 2500 

  • TOYOTA NEW FORTUNER 2500CC DIESEL G MATIK TRD 

  • Nissan X-Trail Facelift 2500cc

  • Isuzu Panther 2500cc

  • Suzuki Grand Vitara 

Minggu, 21 Juni 2015

Rahasia Silaturahmi

Rahasia Silaturahmi


"Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan
kebaikan ataupun keburukan? 'Sesuatu yang paling cepat mendatangkan
kebaikan,' sabda Rasulullah SAW, 'adalah balasan (pahala) orang yang
berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang
paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi
orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR
Ibnu Majah).

Silaturahmi tidak sekadar bersentuhan tangan atau memohon maaf
belaka. Ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek
mental dan keluasan hati. Hal ini sesuai dengan asal kata silaturahmi
itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau
menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang.

Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang
asalnya tidak tersambung. Menghimpun biasanya mengandung makna
sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu yang
bersatu dan utuh kembali. Tentang hal ini Rasulullah SAW
bersabda, "Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah seseorang yang
membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah
menyambungkan apa yang telah putus" (HR Bukhari).

Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk menyadari
bahwa silaturahmi tidak hanya merekayasa gerak-gerik tubuh, namun
harus melibatkan pula aspek hati. Dengan kombinasi bahasa tubuh dan
bahasa hati, kita akan mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat lebih
baik dan lebih bermutu daripada yang dilakukan orang lain pada kita.

Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini
tidak memerlukan kekuatan mental yang kuat. Namun, bila ada orang
yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan sengaja
kita mengunjunginya, maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi
kalau kita bersilaturahmi kepada orang yang membenci kita atau
seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita
mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah silaturahmi yang
sebenarnya.

Dalam sebuah hadis diungkapkan, "Maukah kalian aku tunjukkan amal
yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasul
pada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian
menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan
persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara
yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan
mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang
besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan
diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR
Bukhari Muslim).

Dari sini terlihat jelas, betapa pentingnya menyambungkan tali
silaturahmi dan memperkuat nilai persaudaraan tersebut. Betapa tidak!
Dengan silaturahmi maka akan terjalin rasa kasih sayang dengan sesama
manusia, bahkan dengan makhluk Allah lainnya. Bila ini terjadi maka
rahmat dan kasih sayang Allah pun akan turun dan menaungi hidup kita.

Tapi sebaliknya, rahmat dan kasih sayang Allah akan menjauh bila tali
silaturahmi sudah terputus di antara kita. Rasulullah SAW
bersabda, "Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu
kaum yang di dalamya ada orang yang memutuskan tali persaudaraan".

Seorang sahabat yang bernama Abu Awfa pernah bekisah. Ketika itu,
kata Abu Awfa, kami berkumpul dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba beliau
bersabda, "Jangan duduk bersamaku hari ini orang yang memutuskan tali
silaturahmi". Setelah itu seorang pemuda berdiri dan meninggalkan
majelis Rasul. Rupanya sudah lama ia memendam permusuhan dengan
bibinya. Ia segera meminta maaf kepada bibinya tersebut, dan bibinya
pun memaafkannya. Ia pun kembali ke majelis Rasulullah SAW dengan
hati yang lapang.

Sahabat, bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati
masih tersimpan kebencian dan rasa permusuhan. Perhatikan keluarga
kita, kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di dalamnya ada
beberapa orang saja yang sudah tidak saling tegur sapa, saling
menjauhi, apalagi kalau di belakang sudah saling menohok dan
memfitnah, maka rahmat Allah akan di jauhkan dari rumah tersebut.
Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara. Bila di
dalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah, atau
saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bangsa tersebut akan semakin
jauh dari rahmat dan pertolongan Allah SWT.

Dari sini bisa kita pahami kenapa Rasul tidak menoleransi sekecil
apapun perbuatan yang bisa menimbulkan perpecahan dan permusuhan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW
bersabda, "Berhati-hatilah kalian terhadap prasangka, sebab prasangka
itu sedusta-dustanya cerita. Jangan pula menyelidiki, mematai-matai,
dan menjerumuskan orang lain. Dan janganlah saling menghasud, saling
membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai hamba Allah
yang bersaudara" (HR Bukhari Muslim).

Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT.
Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin
dengan baik. Ini sangat penting. Sebab, bagaimana pun besarnya umat
Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya, laksana buih
di lautan yang mudah diombang-ambing gelombang, bila di dalamnya
tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah. Wallahu
a'lam bish-shawab.

( KH Abdullah Gymnastiar )
PENTINGNYA SILATURAHMI
Dari Abu Hurairah r.a., Rosulullah s.a.w bersabda, “Ada seorang laki-laki bersilaturahim ke saudaranya yang tinggal di desa lain, maka Allah mengutus seorang Malaikat untuk menemuinya. Tatkala bertemu dengan lelaki tersebut maka malaikat bertanya, “Hendak kemanakah saudara?” Lelaki tersebut menjawab, “Saya ingin bersilaturahim ke saudaraku di desa ini.” Malaikat kembali bertanya, “Apakah kamu menziarahinya karena ada sesuatu kenikmatan yang akan engkau raih?“ Lelaki tersebut menjawab, “Tidak, saya melakukan silaturahim ini semata-mata kecintaan saya terhadapnya karena Allah.” Malaikat kemudian berkata, “Sesungguhnya saya diutus Allah untuk menemui kamu untuk menyampaikan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim). Dalam salah satu perintah-Nya, Allah s.w.t. berfirman QS. An Nisa’ [4]:1, “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu..” Dan pada ayat lainnya Allah menguatkan, QS. Ar Ra’d [13]:21 “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” Bahkan Rosulullah s.a.w. menandaskan bahwa hanya orang-orang yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat yang paling gigih menerapkannya. Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rosulullah s.a.w. bersabda “… barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akherat maka lakukanlah silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalil di atas merupakan landasan syar’i akan perlunya silaturahim antar anggota masyarakat bahkan perintah yang semestinya kita terapkan. Dan bila kita kembali mengkaji dan mentadaburi pedoman hidup kita (Al Qur`an dan As Sunah), maka Allah dan Rosul-Nya tidak semata memerintahkan umatnya untuk menerapkan perintahnya tanpa memberi tahu keutamaan pelaksanaannya dan ancaman meninggalkan atau memutus hubungan silaturahmi. Keutamaan silaturahmi Diantara keutamaan yang akan diraih oleh orang yang selalu melakukan silahturahmi : 1. Akan diluaskan rizkinya. Rosulullah saw bersabda, ﻣَﻦْﺃَﺣَﺐﱠﺃَﻥْﻳُﺒْﺴَﻂَﻟَﻪُﻓِﻲْﺭِﺯْﻗِﻪِﻭَﻳُﻨْﺴَﺄَﻟَﻪُﻓِﻲْﺃَﺛَﺮِﻩِﻓَﻠْﻴَﺼِﻞْﺭَﺣِﻤَﻪُ 
( ﺭَﻭَﺍﻩُﭐﻟْﺒُﺨَﺎﺭِﻱﱡﻭَﻣُﺴْﻠِﻢٌﻭَﺃَﺑُﻮْﺩَﺍﻭُﺩَﻋَﻦْﺃَﻧَﺲٍﺭﺽ ) “ Barang siapa yang suka diluaskan rizki dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud) 2. Akan diperpanjang umurnya. 3. Akan selalu berhubungan dengan Allah swt. Dari ‘Aisyah ra berkata, Rosulullah saw bersabda, : ﭐﻟﺮﱠﺣِﻢُﻣُﻌَﻠﱠﻘَﺔٌﺑِﺎﻟْﻌَﺮْﺵِﺗَﻘُﻮْﻝُﻣَﻦْﻭَﺻَﻠَﻨِﻲْﻭَﺻَﻠَﻪُﭐﷲُﻭَﻣَﻦْﻗَﻄَﻌَﻨِﻲْﻗَﻄَﻌَﻪُﭐﷲُ ( ﻣُﺘﱠﻔَﻖٌﻋَﻠَﻴْﻪِ ) "Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Akan dimasukan kedalam golongan yang beriman kepada Allah dan hari akherat. Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rosulullah s.a.w bersabda, Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akherat maka lakukanlah silaturahmi (HR. Bukhari dan Muslim). Sedangkan ancaman dan akibat yang akan didapat oleh orang yang memutus hubungan silaturahmi sbb : 1. Akan terputus hubungannya dengan Allah swt. Rosulullah saw bersabda, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR. Bukhari, dan Muslim).2 Tidak termasuk golongan yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat. 3. Akan sempit rizkinya. 4. Akan pendek umurnya. 5. Akan dilaknat oleh Allah dan dimasukan kedalam neraka jahanam. QS. Ar Ra’d [13] :25 “Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).” QS. Muhammad [47] :“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” Mereka itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” 6. Tidak masuk surga. Dari Abu Muhammad Jubair bin Mut’im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda, ( ﻣُﺘﱠﻔَﻖٌﻋَﻠَﻴْﻪ ) ﻻَﻳَﺪْﺧُﻞُﭐﻟْﺠَﻨﱠﺔَﻗَﺎﻃِﻊٌ “Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Etika silaturahmi Dalam melakukan silaturahmi kitapun harus memperhatikan beberapa etika silaturahmi sehingga membuahkan faidah yang baik bagi kedua belah pihak dan tidak mendzolimi teman yang kita ziarahi. Diantara etika tersebut : 1. Silaturahmi yang dilakukan semata-mata karena Allah swt bukan karena dunia atau tujuan lainnya. Mungkin kisah diatas merupakan gambaran nyata sebagai barometer suri tauladan. 2. Berpakaian yang menutup aurat 3. Membawa hadiah untuk saudara yang akan diziarahi. Rosulullah saw bersabada, Saling berbagi hadiahlah diantara kalian maka kalian akan saling mencintai. 4. Memperhatikan waktu silaturahmi. bila kita ingin bersilaturahmi maka kita harus memperhatian objek yang kita akan diziarahi, karena antar individu berbeda dalam jadwal kerja dan aktivitas. Mungkin di antara mereka ada yang bisa menerima tamu pada waktu asar namun diantara mereka tidak bias menerimanya. 5. Bersikap dan bertutur kata yang sopan, tidak menampilkan sikap acuh atau mencela makanan yang dihidangkan. ماعاب رسول الله صلى الله عليه وسلم طعاما قط إن اشتهاه اكله وإن كره تركه ( الحديت ) Artinya : Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan, jika beliau suka dimakannya, dan jika tidak maka ditinggalkannya. 6. Jika menginap usahakan jangan sampai lebih dari 3 hari, jangan sampai mengganggu atau menyulitkan tuan rumah. Rasulullah SAW bersabda ولا يحل لمسلم إن يقيم عند أخيه حتى يؤ ثمه قالوايارسول الله: وكيف يؤ ثمه؟ قال أن يقيم عنده ولآ شيئ له يقريه به ( رواه مسلم ) Artinya : Tidak halal bagi seorang muslim di rumah saudaranya ( bertamu ) yang menyebabkan dia ( tuan rumah ) berdosa. Sahabat bertanya,”Bagaimana menyebabkan berdosa?”. Nabi menjawab, “Tinggal di rumahnya padahal engkau mengetahui bahwa dia tidak memiliki apa-apa yang dihidangkannya ( H.R Muslim ). الضياﻓَﺔُ ثلاثة أيام ( رواه البﺨَﺎ ري ومسلم ) Artinya : Bertamu itu selama 3 hari. ( H.R Bukhari dan Muslim ) Semoga Silaturahmi Antara Kita Bisa Terus Dilaksanakan......Amin!!!!!!

10 manfaat 
Silaturahmi menurut Abu Laits Samarqandi, yaitu:

1. Mendapatkan ridho dari Allah SWT.

2. Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai 
dengan sabda Rasulullah SAW, yaitu "Amal yang paling utama adalah 
membuat seseorang berbahagia."

3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.

4. Disenangi oleh manusia.

5. Membuat iblis dan setan marah.

6. Memanjangkan usia.

7. Menambah banyak dan berkah rejekinya.

8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu
keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin
hubungan baik.

9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, 
meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan 
memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.

10. Menambah 
pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka 
bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu 
mendoakannya.Demikianlah 10 manfaat dari suka bersilaturahmi,,,

Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang suka bersilaturahmi....

Keutamaan Silaturahmi
Bahasan berikut akan mengangkat perihal keutamaan silaturahmi. Lalu akan ditambahkan dengan pemahaman yang selama ini keliru tentang makna ‘silaturahmi’. Karena salah kaprah, akhirnya jadi salah paham dengan hadits yang menyatakan bahwa silaturahmi akan memperpanjang umur. Lebih baik kita simak saja ulasan singkat berikut. Moga bermanfaat.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ

Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)
Dari Abu Bakroh, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ

Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)” (HR. Abu Daud no. 4902, Tirmidzi no. 2511, dan Ibnu Majah no. 4211, shahih)
Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا 

Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991)
Abu Hurairah berkata, “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya berusaha menyambung silaturrahmi dengan mereka, mereka berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik pada mereka, mereka balik berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal saya bermurah hati pada mereka”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau memang halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah- olah engkau memberi mereka makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringimu selama keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)
Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بتَتُّهُ

Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).
Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
مَنِ اتَّقَى رَبَّهُ، وَوَصَلَ رَحِمَهُ، نُسّىءَ فِي أَجَلِه وَثَرَى مَالَهُ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُهُ

Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)
Memang terjadi salah kaprah mengenai istilah silaturahmi di tengah-tengah kita sebagaimana yang dimaksudkan dalam hadits-hadits di atas. Yang tepat, menjalin tali silaturahmi adalah istilah khusus untuk berkunjung kepada orang tua, saudara atau kerabat. Jadi bukanlah istilah umum untuk mengunjungi orang sholeh, teman atau tetangga. Sehingga yang dimaksud silaturahmi akan memperpanjang umur adalah untuk maksud berkunjung kepada orang tua dan kerabat. Ibnu Hajar dalam Al Fath menjelaskan, “Silaturahmi dimaksudkan untuk kerabat, yaitu yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak, begitu pula masih ada hubungan mahrom ataukah tidak.” Itulah makna yang tepat.
Wallahu waliyyut taufiq.


Sabtu, 13 Juni 2015

Cara Rasulullah (saw) Membaca Al-Quran


sebagai pengikut Yang Mulia Rasulullah (s.a.w), membaca Al-Quran harus menjadi praktek keseharian yang tidak boleh ditinggalkan. Rutinitas ini harus menjadi bagian dari kehidupan umat Islam, karena Rasulullah (s.a.w) pun merupakan sosok yang disebut oleh Aisyah (ra) sebagai wujud yang memiliki akhlak Al-Quran.

Untuk sampai kepada tingkatan tersebut, tentunya tidak mudah dan membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Sehingga di dalam Al-Quran, Allah Ta’ala berfirman : “Orang-orang yang kepada mereka Kami berikan Al Kitab dan mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (al-Baqarah [2]:121). Rasulullah s.a.w adalah wujud suci yang telah sampai kepada tingkatan"Haqqa Tilaawatihi" yaitu membaca Al-Quran dengan bacaan yang sebenarnya. Apakah maksudnya? Apakah sudah cukup hanya dengan bisa membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah yang benar?

Berikut ini uraian secara singkat tentang cara Rasulullah (saw) membaca Al-Quran.

1. Rasulullah s.a.w membaca Al-Quran dengan tartil, maksudnya sesuai dengan kaidah yang benar baik itu tajwid, makhorijul huruf maupun membacanya dengan suara yang indah. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (ra): Rasulullah (saw) bersabda, "Allah tidak mendengar suara seorang Nabi melainkan Dia mendengar suara seorang Nabi yang membaca Al-Quran dengan suara yang indah.” (Bukhari)

2. Rasulullah (saw) membaca Al-Quran baik itu di waktu pagi, siang maupun malam hari. Membaca Al-Quran di waktu pagi (subuh) sangat dianjurkan, sebagaiman Allah Ta’ala berfirman: Sesungguhnya membaca Al-Quran pada waktu  fajr (subuh) diterima (oleh Allah). (Al-Isra’ 17:78). Kemudian dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (ra), bahwasanya Rasulullah (saw) bersabda : Tidak diharapkan untuk menjadi seseorang terkecuali dua orang ini : seseorang yang Allah telah mengajarkannya Al-Quran dan dia membacanya pada waktu-waktu malam hari dan siang hari.. (Bukhari) 

3. Rasulullah (saw) tidak pernah meninggalkan untuk membaca Al-Quran meskipun beliau sedang dalam keadaan musafir di atas unta beliau. Sebagaimana diriwayatkan oleh `Abdullah bin Mughaffal (ra): Saya melihat Rasulullah (saw) sedang membaca surat Al-Fatihah di atas untanya pada hari penaklukan Mekah. (Bukhari)

4. Rasulullah (saw) sangat menganjurkan untuk mengajarkan Al-Quran juga kepada yang lain. Sebagaimana beliau (saw) bersabda, “Orang yang terbaik diantaramu ialah orang yang mempelajari Al Qur'an & mengajarkannya kpd orang lain” (HR Bukhari)

5. Rasulullah (saw) juga sangat menganjurkan bagi kaum Muslimin untuk menghafal ayat-ayat Al-Quran. Sebagaimana diriwayatkan oleh Hazrat Aisyah Ummul Mu’minin r.a. katanya Rasulullah saw bersabda : “Orang yang membaca Kitab Suci Al Qur’an dan ia seorang Hafiz (Hafal Qur’an) dihari akhirat nanti ia akan duduk bersama orang-orang yang sangat mulia dan sangat terhormat dan orang yang membaca Qur’an dengan semangat dan patuh ta’at terhadap ajaran-ajarannya, maka untuknya disediakan ganjaran dua kali lipat ganda.”

6. Rasulullah (saw) bukan hanya sekedar membaca Al-Quran saja akan tetapi mengerti artinya, merenungi maknanya serta mengamalkannya dalam kehidupan beliau (saw) sehari-hari. Diriwayatkan oleh Hazrat Abu Ubaidah Maliki r.a. katanya Rasulullah saw telah bersabda : Hai Ahli Qur’an! Janganlah tidur sebelum kalian membaca Al Qur’an dan lakukanlah tilawat Al Qur’an siang dan malam sebagaimana seharusnya tilawat itu dilakukan. Dan sebarkanlah ajarannya dan bacalah dia dengan suara yang merdu dan renungkanlah selalu apa pokok ajaran yang terkandung di dalamnya supaya kalian mendapatkan kejayaan. 

Diriwayatkan lagi bahwasanya, Rasulullah saw telah bersabda; di dalam Kitab suci Al Qur’an banyak sekali terkandung mutiara dan hikmah. Setiap kali orang berusaha merenungkannya dengan pengertian yang dalam, maka ia selalu melihat keindahan ajarannya yang baru. Sesungguhnya tidak ada orang yang lebih dalam memahami kandungan isi Al Quran selain daripada Rasulullah (saw). Maka apabila beliau membaca Qur’an, pada waktu itu pikiran beliau terus menerawang kepada kedalaman arti dan rahasia setiap ayat yang beliau baca tersebut. 

Contoh serta teladan mulia beliau (saw) ini menarik perhatian kita untuk membaca Qur’an dengan perlahan-lahan sambil merenungkan dan memahami setiap ayat yang sedang kita baca, sehingga ayat-ayat yang kita baca dapat dipahami dengan benar dan dapat juga diimplemantasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian Al-Quran dapat menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.

Subhanallah, Ternyata Membaca Alquran Dapat Memperbaiki Syaraf

Subhanallah, Ternyata Membaca Alquran Dapat Memperbaiki Syaraf, "Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur'an...".

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik.
Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

 
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur'an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur'an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur'an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur'an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur'an.

Al-Qur'an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997.  Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur'an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.


sumber: berbagi sumber, terima kasih.


10 Cara Sederhana Menyegarkan Otak

 - Hasil penelitian mengungkapkan bahwa otak secara efektif bisa fokus dan konsentrasi hanya selama kurang lebih 25 menit saja, dan setelah itu ia akan mulai kehilangan fokus dan konsentrasinya. Kelelahan yang dialami seperti ini sama bahayanya dengan kelelahan fisik. Kenapa yaa...!!! 

Seperti dilansir Lifemojo, seseorang perlu menyegarkan kembali pikiran dan otak agar bisa berfungsi secara optimal. Berikut 10 Cara Sederhana Menyegarkan Otak: 

1. Mendengarkan musik yang menenangkan sangat bermanfaat sebagai sumber daya mental. Cobalah untuk mengosongkan pikiran lalu dengarkan musik bisa dari komputer atau melalui handphone. 

2. Melakukan latihan atau aktivitas fisik bisa merangsang tenaga dan menyegarkan pikiran disamping manfaat kesehatan lainnya. 

3. Tertawa merupakan obat yang paling baik untuk melawan kebosanan, karena meningkatkan suasana hati (mood) dan rasa kesejahteraan. Jadi cobalah menonton sesuatu yang lucu di televisi atau membaca komik untuk mendapatkan humor. 

4. Melakukan latihan mental seperti melakukan mainan puzzle atau teka teki silang, karena otak sangat menyukai permainan seperti itu, menyenangkan serta memeperkuat otak. 

5. Melakukan sosialisasi, interaksi manusia bisa menjaga pikiran agar tetap segar, karenanya cobalah mengobrol atau berbicara dengan teman-teman mengenai suatu hal selain situasi yang dialami saat itu. 

6. Tidur siang sejenak, hal ini tidak hanya menyegarkan pikiran tapi bisa menjadi fondasi yang kuat dalam hal produktivitas. Seseorang akan merasa jauh lebih baik dan lebih produktif setelah selesai tidur siang. 

7. Mencium sesuatu yang menyenangkan, aroma seperti dari lilin aromaterapi atau bau secangkir kopi panas bisa memantu menyegarkan pikiran yang membuatnya dapat bekerja lebih baik. 

8. Melakukan pemijatan, pijat adalah cara sempurna untuk meredakan ketegangan dan mengurangi stres, tak ada salahnya untuk mencoba berbagai jenis pemijatan pada hari yang berbeda. 

9. Berendam di air hangat bisa membantu membuat otot dan pikiran jadi rileks, jika memungkinkan cobalah menambahkan garam mandi untuk membantu melembabkan kulit dan berbau harum. 

10. Melamun, untuk jangka waktu singkat melamun bisa memberikan imajinasi dan menyegarkanpikiran, sehingga membuat seseorang bisa lebih fokus melakukan pekerjaan.